"Terbanglah, Lintang!", Menang Tak Selalu Juara

20 komentar

"Terbanglah, Lintang!" bercerita tentang Lintang, seorang anak laki-laki yang baru pertama kali mengikuti lomba egrang. Awalnya, dia sedikit takut dan cemas karena egrang peserta lain lebih bagus. Namun, karena tekad dan semangatnya kuat, Lintang maju terus. Sayang, di tengah perjalanan, dia jatuh. Yang namanya lomba egrang, kalau sudah jatuh, artinya dia gagal. Tetapi, apakah Lintang menyerah begitu saja dengan kegagalannya?

Meskipun badannya kecil, Lintang punya tekad dan semangat besar. Meskipun tahu bahwa dia tak akan juara, Lintang tak menyerah begitu saja. Ini adalah perlombaan pertamanya. Dia harus selesai sampai finis. Apakah Lintang benar-benar sampai ke garis finis? Cerita selengkapnya bisa dibaca di www.literacycloud.org. Enggak mau baca sendiri? Tenaaang, ada Kak Enda Hidayat yang akan membacakannya untuk teman-teman. Versi bahasa Inggrisnya juga ada, judulnya Fly Away, Lintang! Untuk versi bahasa Inggris, Johnny Newman, mantan pemain NBA yang membacakannya. Teman-teman bisa lihat videonya di sini.

Terbanglah, Lintang! yang diilustrasi oleh Hilman Makhluf adalah buku hasil kerjasama kedua saya dengan Room to Read dan PT Kanisius. Sebelumnya, ada Petualangan Sekeping Kancing. Seperti buku sebelumnya, Terbanglah, Lintang! juga melalui proses panjang dan berliku. Mulai dari proses seleksi, workshop, penulisan, revisi, ilustrasi, revisi, field testing, revisi, hingga akhirnya bisa terbit. Kenapa revisinya ditulis berkali-kali? Eh, jangan salah, ditulisnya cuma tiga kali, tetapi dikerjakannya sampai beeerkali-kali, hihi ….

Kenapa saya menulis cerita ini? Pertama, saya ingin mengenalkan egrang pada anak-anak. Waktu kecil saya pernah main egrang. Susah, tapi asyik! Pengen, dong, anak-anak juga menemukan keasyikan mereka saat bermain egrang. Paling tidak, mereka tahu, oooh, ada mainan yang namanya egrang… cara mainnya seperti ini….

Selain itu, saya juga ingin berbagi cerita, bahwa ikut lomba itu tak selalu harus menang. Realistis, sih, namanya ikut lomba, tentu pengennya juara. Lebih puas lagi kalau dapat juara satu. Tetapi, itu bukan satu-satunya hal penting yang bisa kita dapatkan. Seperti Lintang ini. Awalnya, dia ikut lomba karena ingin menang. Dia bersemangat memacu egrangnya karena nggak mau jadi yang terakhir sampai finis.


Tetapi, ketika di tengah jalan jatuh, Lintang lebih realistis. Target utama sebagai pemenang tak bisa dicapai. Maka, dia beralih ke target kedua, menyelesaikan perlombaan sampai garis finis. Ini penting bagi Lintang karena ini adalah perlombaan egrang pertamanya. Dia harus bisa menyelesaikannya. Dan ternyata, untuk target kedua ini, Lintang mendapatkan pengalaman dan hasil yang tak kalah seru daripada menang lomba. Apa, ya? Ah, enggak asyik kalau nggak baca sendiri ceritanya!

Oya, saya punya cerita yang lain. Dua tahun yang lalu, anak saya terpilih untuk ikut lomba sains mewakili sekolahnya. Awalnya, dia nggak terlalu berminat. Tetapi, saya menyemangatinya. Saya sampaikan bahwa kalaupun tidak menang, ada pengalaman lain yang bisa didapatkan, misalnya jadi tahu lomba sains itu kayak apa, bisa melihat dan merasakan suasana berkompetisi, bisa dapat teman baru, bisa pergi ke tempat baru, bisa jalan-jalan saat teman lain terkurung di dalam kelas (Eh?! Hihi…). Apakah anak saya menang? Tidak! Apakah anak saya mendapat pengalaman baru? Menurut dia, sih, iya banget. Tahun kemarin, dia ikut lomba sains lagi. Enggak menang juga. Tetapi, punya pengalaman baru lagi karena lombanya dilakukan secara daring.

Foto bersama Mahesh (mentor dari Room to Read)
dan Tim Penulis-Editor Kanisius

Jadiii, kalau teman-teman (dan saya) ikut lomba, target utama tentu juara satu. Tetapi, kalau target itu tidak tercapai, jangan langsung terpuruk, ya. Sedih boleh, menyerah jangan. Ada, lho, hal-hal lain yang bisa kita dapatkan. Pengalaman baru, teman baru, suasana baru, mental yang lebih tangguh, atau mungkin bisa juga mendapatkan petunjuk baru yang bisa jadi acuan untuk ikut lomba di periode berikutnya. Seperti Lintang, tidak juara tetapi tetap jadi pemenang untuk targetnya sendiri. Semangat!!!

Veronica W
Seorang penulis dan editor yang menyukai dunia anak-anak.

Related Posts

20 komentar

  1. Jadi inget pas jaman kecil sore-sore di lapangan main egrang bareng temen-temen. Bahkan sering juga ada lomba egrang pas 17 agustus. 😁 salam kenal mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru, ya, Mbak! Sekarang hampir nggak pernah lihat anak main egrang di sekitarku. Salam kenal juga ^^

      Hapus
  2. Duh kangen banget aku mbak ikut workshop Lets Read dan berjibaku menulis buku anak. Ngeri ngeri sedaaap hihihi...suka banget nih buku Terbanglah Lintang! ceritanya apik, ilustrasi memikat dan pesannya pun sampai ke pembaca! Keren!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, Mbak Dedew.
      Haha .. iyaaa, ngeri-ngeri sedap. Bikin ketagihan. Sayang, tahun 2020 dan 2021 ini kok nggak ada.

      Hapus
  3. Selain mengenalkan egrang ke anak-anak, ternyata buku ini isinya juga ngasih tau bahwa lomba itu ada pihak menang dan kalah. Bagus! Mana ceritanya bisa dibacain sama orang, ada versi Inggris nya juga bisa ngelatih anak belajar bahasa Asing ya. Keren~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, Mbak. Iya, bisa dibacakan. Misalnya kita nggak pede baca di depan kelas atau banyak anak, kita bisa nonton read aloud-nya aja bareng anak-anak.

      Hapus
  4. Susah banget main egrang tu dulu jarang bgt berhasil hahahha...tapi memang seru banget ya mbak. Makasih revieq nya aku mo nyqri ah bukunya mo kenalin ke anakku mainan egrang ni. Anak jaman sekarang ga kenal egrang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Mbak.
      Aku juga nggak pernah berhasil main egrang, kok, jatuh-jatuh terus, haha...
      Buku ini nggak dijual, Mbak, tetapi dibagikan gratis ke perpustakaan-perpustakaan yang jadi project-nya Room to Read. Kalau pengen baca, langsung meluncur ke web-nya aja. Dan aku jadi berpikir juga, ke mana, ya, kalau mau cari egrang. Kalau di Jogja, ada di Museum Kolong Tangga dan Taman Pintar. Tapi itu juga cuma untuk dicoba di tempat.

      Hapus
  5. waaah... anak-anakku minta main egrang sampai bertahun-tahun baru kesampaian waktu di kampung mba. seneng banget. ini anak-anak pasti seneng kalau tahu ada buku cerita yang menceritakan tentang permainan egrang. sekarang ini anak anak gen Z tahunya kan main gadget mulu mbaaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru ya, bisa main egrang. Iya, generasi mereka emang beda, karena perkembangan gadget juga udah canggih. Saya sampai iseng cari aplikasi game egrang, kok nggak nemu, hihi...

      Hapus
  6. Wah keren banget mbak , bukunya mendunia... pasti susah dan berliku jalannya menjadi penulis buku anak seperti ini, ya. Selamat ya. Pengen baca karya2 nya mbk Ve...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, Mbak ^^ Untuk buku ini, kebetulan kerjasamanya dengan lembaga internasional, jadi bisa ke mana-mana. Jadi penulis buku anak ada susah ... ada senang ... menikmati setiap proses aja, hehe.
      Kalau mau baca karya2 saya, bisa meluncur ke Katalog, Mbak. Ada beberapa buku yang bisa dibaca online juga. Makasiiih...

      Hapus
  7. Cerita anak yang sarat pesan....mengenalkan permainan sederhana yang seru juga pesan moral tentang arti kemenangan sebenarnya..anak-anak harus sering baca buku atau cerita seperti ini...ceritanya menarik dan ada ilmu yang bisa dipelajari

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, Mbak. Semoga anak-anak suka, ya...

      Hapus
  8. Waa lucu dan menarik banget cerita dari Lintang ya dengan Enggrangnya ya! Bisa memberikan motivasi untuk anak-anak untuk terus berjuang, bahkan kita yang sudah dewasa pun juga bisa belajar dari lintang ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, Mbak ^^
      Iya, orang dewasa pun bisa belajar dari cerita anak.

      Hapus
  9. Ceritanya menqrik!

    Saya jadi ingat, sejak SD sering ikut lomba tapi hampir nggak pernah dapat juara. Alhamdulillah dapat pengalaman berharga ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, Mbak ^^
      Wah, pengalamannya banyak, mentalnya pun lebih kuat, ya ....

      Hapus
  10. Setuju sekali dengan pesan yang ada di cerita ini. Kita tidak harus selalu menjadi pemenang, tapi kita bisa belajar banyak pengalaman dengan menjadi bagian dari kompetisi itu.

    BalasHapus

Posting Komentar