Serunya Menulis Cergam Majalah Bobo

2 komentar


Seharusnya, saya posting tulisan ini tanggal 14 April yang lalu, saat Majalah Bobo berulang tahun ke-48. Tetapi, maaf, ternyata baru bisa tayang hari ini. Setiap tanggal 14 April, Majalah Bobo berulang tahun.  Bersyukur, saya pernah menjadi bagian dari redaksi Majalah Bobo. Lebih bersyukur lagi, saya pernah mendapat kesempatan menulis cerita bergambar Keluarga Bobo (cergam Bobo) sejak akhir tahun 2004 sampai awal tahun 2020. Hmm, kalau setiap minggu menulis satu cergam Bobo, berapa banyak yang sudah saya tulis selama lima belas tahunan itu, ya? Ah, terima kasih untuk kesempatan yang indah itu, Bobo!

Enggak Kehabisan Ide?

Oh, tentu pernah kehabisan ide! Tetapi, cergam Bobo harus tetap ada. Jadi, biarpun kehabisan ide, ya, harus tetap nulis. Saya sangat terbantu oleh buku kecil yang berisi karakter keluarga Bobo. Buku ini dibuat oleh tim redaksi Majalah Bobo. Kalau enggak salah, pernah dibonuskan di Majalah Bobo. Kadang-kadang, masing-masing tokoh dibikin pin-up juga di dalam Majalah Bobo. Buku ini berisi tentang karakter masing-masing anggota keluarga Bobo, dari hobi sampai rahasia-rahasia uniknya. Ada pohon keluarga Bobo juga, jadi kita bisa tahu hubungan masing-masing tokoh dalam cerita itu. 


Ternyata, karakter yang kuat dan lengkap itu penting banget saat menulis cerita. Kalau lagi kehabisan ide, saya cermati lagi karakter keluarga Bobo, misalnya Bibi Mimi Jerami itu sukanya makan telur. Nah, saya bisa bikin cerita tentang telur. Hmm, sudah tahu, kan, siapa Bibi Mimi Jerami? Kalau belum tahu, baca dong, Majalah Bobo. Iya, postingan ini memang mengandung iklan, hihi ....

Bikin Gambarnya Juga?

Hohoho, tentu saja ... tidak! Saya paling enggak bisa menggambar bagus. Untuk gambar, ada ilustratornya. Selama saya nulis cergam Bobo, ada tiga ilustrator yang pernah menggambar cerita saya. Ada Mas Rudi, yang pernah jadi ilustrator di Redaksi Bobo. Ada juga Mas Agus dan Mas Irman, para ilustrator freelance. Paling lama, sih, kerja sama dengan Mas Rudi. Bahkan sebelum saya kebagian tugas nulis cergam Bobo, Mas Rudi sudah jadi ilustrator khusus cergam Bobo. 

Kerja bareng Mas Rudi itu asyik. Karena Mas Rudi waktu itu kerjanya juga di Bobo, bisa lebih sering diskusi. Kalau lagi kehabisan ide pun, kadang saya main ke meja Mas Rudi, nonton Mas Rudi menggambar. Iya, cuma nonton sambil nggangguin, hehe .... Habis, mau bantuin juga enggak bisa! 

Ada yang Bantuin Nulis Nggak?

Hmm, kalau nulis, sih, harus saya tulis sendiri. Tetapi, kalau kasih ide, bikin cerita, ngedit, tentu saya dibantu teman-teman tim redaksi Majalah Bobo. Kadang, ide cerita bisa didapat saat rapat redaksi. Kadang, pas ngobrol santai sama teman lain, juga ada yang kasih ide cerita. Kalau saya sendiri, biasa dapat ide dari membaca, mendengar cerita teman, pengalaman, nonton film, ah ... bisa dari mana-mana!

Nah, kalau sudah saya tulis ceritanya, ada para redaktur yang jadi tim editor. Kalau ada tulisan saya yang kurang, mereka memberi masukan. Jadi, cergam Bobo itu memang hasil kerja sama tim redaksi Majalah Bobo. Saya membantu menuliskan ceritanya saja.

Apa Serunya Nulis Cergam Bobo?

Banyak! Sebelum menulis cerita, saya harus banyak membaca. Ya, saya selalu berusaha, setiap tulisan yang saya buat tak sekadar menghibur, tetapi juga memberi nilai positif buat anak-anak, entah pengetahuan baru, pesan terselubung, atau contoh-contoh kebiasaan baik. Nah, supaya tulisan lebih berisi, tentu saya harus banyak membaca.

Dengan menulis minimal satu cergam Bobo setiap minggu, otomatis saya juga terbiasa menulis. Secara tidak langsung, saya jadi lebih banyak belajar tentang bagaimana menuangkan ide, tulisan seperti apa yang enak dibaca, bagaimana menulis dengan benar, dan sebagainya. 


Yang paling seru, saat tulisan saya bisa menginspirasi pembaca. Saya pernah menulis cergam Bobo tentang igloo. Waktu itu, Bobo dan adik-adiknya membuat sendiri rumah igloo dari kardus yang ditutup payung di atasnya, lalu diselubungi kain. Eh, tiba-tiba beberapa waktu kemudian, seorang teman dari Semarang, Mbak Aan, nge-tag foto di Facebook saya. Dia tunjukkan foto Shofie, anaknya, yang bikin igloo sendiri kayak Bobo. Waaah, seru! Buat saya, feedback pembaca itu penting. Saya jadi tahu apakah tulisan saya bisa bermanfaat buat pembaca.

Nah, itu cerita saya tentang serunya menulis cergam Bobo! Sangat berkesan dan tak akan pernah terlupakan. Terima kasih, Majalah Bobo. Selamat ulang tahun ke-48, ya! Semoga Majalah Bobo selalu menjadi teman bermain dan belajar yang menyenangkan dan menginspirasi anak-anak Indonesia!

Veronica W
Seorang penulis dan editor yang menyukai dunia anak-anak.

Related Posts

2 komentar

  1. Ternyata ka veronica teman kerja nya ayh saya dulu, senangnya😂☺️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hei, iyakah? Salam kenal, Meybra... Siapa nama ayah Meybra? Tunggu... tunggu... ini Nona, ya?

      Hapus

Posting Komentar