Sepasang Mata, Kisah tentang Indahnya Toleransi

14 komentar
Kinan tidak tahu, apakah dia bisa menyukai Wamena seperti dia mencintai Solo.
Nyatanya, teman-teman baru di Wamena membuat Kinan merasa nyaman.
Namun, ada satu teman yang berbeda, Edita.
Kenapa Edita selalu menghindari Kinan?
Kenapa sepasang mata Edita selalu menatapnya tajam?

Persembahan untuk GLN 2020

Berawal dari kehebohan saat bertemu teman-teman penulis di acara GLN 2019, saya penasaran untuk mencoba lagi mengikuti Sayembara Penulisan Bahan Bacaan Literasi 2020 yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kali ini ada dua tema yang ditawarkan, yaitu toleransi di Indonesia dan ASEAN. Naskah berisi fakta yang disajikan secara naratif dan ditujukan untuk pembaca SD kelas 4, 5, dan 6. Kali ini proses seleksi lebih ketat daripada tahun sebelumnya karena hanya diambil 30 naskah terbaik. Setelah baca-baca dan cari ide, saya pun memutuskan untuk mengambil tema toleransi di Indonesia. Puji Tuhan, naskah saya terpilih!

Karena masih masa pandemi, pertemuan penulis diadakan secara daring. Di satu sisi, saya sedih, karena tidak bisa bertemu langsung dengan teman-teman. Di sisi lain, saya bersyukur, merasa aman karena tidak harus pergi ke Jakarta saat pandemi. Dalam pertemuan ini, ada tiga narasumber utama yang menjadi pemateri. Ada Ibu Sofie Dewayani yang memaparkan tentang Struktur Cerita dan Perjenjangan Buku Bacaan Literasi 2020, Ibu Riama Maslan yang menjelaskan tentang Ilustrasi Buku Bacaan Literasi 2020, juga Bapak Wien Muldian yang menyampaikan tentang Proses Kreatif Buku Bacaan 2020.


Setelah narasumber menyampaikan paparan mereka, giliran para penulis untuk presentasi. Kami dibagi menjadi tiga kelompok. Saya di Kelompok C mendapat pendamping Ibu Tengku Syarfina dari Badan Bahasa dan Bapak Wien Muldian, Ketua Dewan Perpustakaan Jakarta yang juga aktivis Satgas Gerakan Literasi Sekolah. Meskipun acara dilakukan secara daring, bukan berarti garing, lo! Tetap banyak ilmu dan pengalaman yang diserap dari para pembicara. Dan tetap deg-degan saat harus presentasi untuk mempertahankan dan memperkaya naskah yang sedang saya tulis.

Kisah Kinan dan Edita

Naskah Sepasang Mata bercerita tentang seorang anak perempuan Jawa bernama Kinan yang mengikuti ayahnya, seorang dokter yang ditugaskan ke Wamena, Papua. Keindahan alam Wamena mempuat Kinan terpesona. Namun, tetap saja, Kinan teringat teman-temannya di Solo. Rasanya, dia lebih suka Solo daripada Wamena. Meskipun begitu, Kinan beruntung, mendapatkan teman-teman yang baik, mau menerimanya, dan banyak bercerita tentang segala hal dan kebiasaan yang ada di Wamena. Namun, ada satu teman sekelas Kinan yang berbeda, namanya Edita, seorang anak perempuan asli Suku Dani.

Edita selalu berusaha menghindari Kinan. Anehnya, meskipun menghindar, Edita selalu ingin tahu banyak tentang Kinan. Sepasang mata tajamnya selalu mengikuti gerak-gerik Kinan. Nah, mengapa Edita selalu menghindari Kinan? Mengapa sepasang mata Edita selalu menatap Kinan tajam?

Buku ini mengangkat tema toleransi dan persahabatan. Karena setting tempatnya di Papua, tentu buku ini banyak bercerita juga tentang Papua, khususnya Wamena. Tentang alamnya, tentang budaya, juga tentang kuliner. Kebetulan, saya pernah menggarap buku Eduventure Si Bolang episode Papua, jadi masih banyak referensi yang bisa saya gunakan, selain konsultasi sana sini pada beberapa teman juga.

Kolaborasi bersama InnerChild Studio

Di GLN 2019, saya berkolaborasi dengan Tshiu Ha, ilustrator cantik yang gambarnya selalu cantik dan girly. Iyalah, Tshiu, kan, dulu pernah jadi ilustrator majalah Girls! Sebenarnya, saya suka kerjasama bareng Tshiu. Kerjanya cepat, komunikasi lancar, hasilnya bagus pula! Tapi, rasanya karakter buku ini kurang cocok dengan karakter gambar Tshiu. Maka, saya pun mencari ilustrator lain. Pilihan jatuh pada ... jreng jreeeng ... InnerChild Studio!

Ini bukan pertama kalinya saya berkolaborasi dengan InnerChild. Beberapa buku Eduventure Si Bolang juga digambar oleh InnerChild. Tahun 2019, saya sempat bertemu juga dengan Mas Dwi InnerChild dalam project buku Seri Pengenalan Budaya Nusantara. Saya sebagai editor, InnerChild sebagai ilustrator.

Bekerja bersama InnerChild itu sungguh menyenangkan. Mas Dwi InnerChild sabar banget, menjawab segala pertanyaan saya, juga meladeni segala kerewelan saya tentang ilustrasi. Yang jelas, Mas Dwi gampang dihubungi dan selalu tepat deadline. Itu yang penting! Tentang kualitas gambar, teman-teman bisa menilai sendiri dari buku-buku hasil karya ilustrasi InnerChild Studio yang bertebaran di toko buku. Recommended, lah, pokoknya!

Lolos Penilaian

Bulan kemarin saya mendapat kabar bahwa naskah ini telah lolos penilaian dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk). Artinya, buku Sepasang Mata siap beredar untuk menjadi bacaan pengayaan di sekolah bagi anak-anak di seluruh Indonesia. Penasaran pengen baca? Teman-teman bisa baca atau unduh di website Badan Bahasa, KementerianPendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Selamat membaca. Semoga suka, ya! ^^

Veronica W
Seorang penulis dan editor yang menyukai dunia anak-anak.

Related Posts

14 komentar

  1. Wahhhh
    Congratz ya mb, buku Sepasang Mata sudah lolos penilaian dan siap beredar.
    Ga sabar pengen tau.. kenapa sih sepasang mata Edita selalu menatap tajam Kinan 🤔

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, Mbak Dini. Setelah sekian lama, sampai ganti tahun, akhirnya lolos juga 😁 Semoga segera tayang dan bisa dibaca, yaaa...

      Hapus
  2. selamat ya, mbak. wah ilustrasinya keren banget ih. jadi pengeeeeeeen. semoga bisa segera dapat kesempatan punya buku lolos GLN juga, amiiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, Mbak. Ini ilustrasi karya Innerchild Studio. Amiiin. Semoga tahun depan bisa, ya... Semangat!

      Hapus
  3. Keren! Selamat Mbak Vero. Nantinya dijual bebas, kah, mbak? Kalau iya, mau beli buat koleksi di perpustakaanku, hihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasiiih. Nggak dijual bebas, Mbak. Nantinya akan diunggah di web Badan Bahasa Kemdikbud. Bisa dibaca, diunduh, atau dicetak sendiri untuk kepentingan non-komersial.

      Hapus
  4. Ih seru banget ya, aku pengen coba bikin cerita anak tapi belum berani hahaha. GLN ini bener-bener positif banget, selamat ya mba!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi... ayolah coba, Mbak. Seru dan bikin ketagihan, lho ^^.
      Makasih, yaaa...

      Hapus
  5. Sampulnya keren banget sih Mbaa... Nggak salah pilih deh InnerChild, suka banget.. Selamat ya Mbak Vero semoga bukunya bisa dicetak dan beredar ke perpustakaan sekolah, pengen bacaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin. Makasih, Mbak Dew. Iya, saya juga suka sampulnya. Semoga bisa segera tampil di web Badan Bahasa, ya...

      Hapus
  6. wah selamata ya Mba Veroo! :D

    ga heran kalau Kinan nyaman di Solo, saya sendiri pertama kali main ke Solo aja udah jatuh cinta sama orang-orangnya yang ramah dan lingkungannya yang adem

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasiiih, Mbak ^^
      Kalau udah terkesan dengan Solo, mungkin bisa coba ke Wamena juga, Mbak, biar kayak Kinan, hihi...

      Hapus
  7. Wah bagus banget ceritanya :')

    BalasHapus

Posting Komentar